Rabu, 08 Juni 2011

bekerja


Dari Miqdan r.a. dari Nabi Muhammad Saw, bersabda: Tidaklah makan seseorang lebih baik dari hasil usahanya sendiri. Sesungguhnya Nabi Daud a.s., makan dari hasil usahanya sendiri.” (H.R. Bukhari)
Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Muhammad Saw: Sesungguhnya Nabi Daud a.s., tidak makan kecuali dari hasil usahanya sendiri.” (HR. Bukhari)
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: Sungguh, seandainya salah seorang di antara kalian mencari kayu bakar dan memikul ikatan kayu itu, maka itu lebih baik, daripada ia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberinya ataupun tidak.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari Abu Abdullah Az-Zubair bin Al-‘Awwam r.a., ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: Sungguh seandainya salah seorang di antara kalian mengambil beberapa utas tali, kemudian pergi ke gunung dan kembali dengan memikul seikat kayu bakar dan menjualnya, kemudian dengan hasil itu Allah mencukupkan kebutuhan hidupmu, itu lebih baik daripada meminta-minta kepada sesama manusia, baik mereka memberi ataupun tidak.” (HR. Bukhari)
Dalam sebuah hadits Rasul saw bersabda: Barang siapa pada malam hari merasakan kelelahan karena bekerja pada siang hari, maka pada malam itu ia diampuni Allah” (Hadits Riwayat Ahmad & Ibnu Asakir )
Rasulullah saw pernah ditanya, Pekerjaan apakah yang paling baik? Beliau menjawab, Pekerjaan terbaik adalah usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan semua perjualbelian yang dianggap baik,” (HR Ahmad dan Baihaqi).
Dalam hadits-hadits yang disebutkan di atas, menunjukkan bahwa bekerja merupakan perbuatan yang sangat mulia dalam ajaran Islam. Rasulullah saw memberikan pelajaran menarik tentang pentingnya bekerja. Dalam Islam bekerja bukan sekadar memenuhi kebutuhan perut, tapi juga untuk memelihara harga diri dan martabat kemanusiaan yang seharusnya dijunjung tinggi. Karenanya, bekerja dalam Islam menempati posisi yang teramat mulia. Islam sangat menghargai orang yang bekerja dengan tangannya sendiri.

Foto-foto


Judul : di terjang awan panas
Tanggal : 26/12/2010
Kamera : EOS 1000D
ISO : 400
By : Afrizal


Judul : runtuh karena merapi
Tanggal : 17/05/2011
Kamera : EOS 1000D
ISO : 1600
By : Afrizal



Judul : membajak sawah dan seekor bangau
Tanggal : 11/03/2011
Kamera : EOS 1000D
ISO : 200
By : Afrizal

Selasa, 07 Juni 2011

Salah Siapa??



Beberapa hari terakhir ini Indonesia mendapatkan ujian luar biasa dari Allah SWT. Sebut saja tiga bencana alam dahsyat yang menerjang belahan Nusantara bertubi-tubi. Mulai dari banjir bandang yang menyapu Wasior-Papua Barat, tsunami yang menerjang Mentawai-Sumatera Barat, sampai erupsi Merapi yang tak kunjung reda hingga hari ini. Kita tak akan membahas secara luas bagaimana bencana beruntun ini bisa terjadi, namun yang menjadi fokus adalah bencana Merapi yang paling dahsyat diantara ketiga bencana itu. Seolah menjadi pemuncak, Merapi sepuas-puasnya memuntahkan isinya ke permukaan bumi atas perintah Allah SWT. Bagaimana tidak, letusan kali ini sangat berbeda dengan letusan-letusan Merapi sebelumnya, terutama pada 3 letusan sebelumnya (yakni tahun 1994, 1998, dan 2006). Perbedaan itu ialah letusan 2010 ini berasal dari magma paling dalam, sedangkan letusan-letusan sebelumnya hanya berasal dari magma dangkal (keterangan kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi pada 5 November 2010 - VIVAnews). Hal ini menyebabkan letusan Merapi kali ini bisa bersifat eksplosif dan memiliki daya hancur yang jauh lebih dahsyat daripada letusan-letusan sebelumnya.